Selamat Datang Adik-adik Calon Mahassiswa Baru di Kota Daeng...Selamat Bergabung Bersama HIPPMAP-Makassar...

Rabu, 24 Desember 2008

Ikut-ikutan dalam Ibadah (Taklid Buta)

ditulis oleh: Alan Latuamury

Kami sangat mafhum bahwa emang orang yang tidak memiliki pengetahuan adalah orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dan hikmah yang terkandung dari sebuah Simbol, perkataa/lisan, perbuatan dan penetapan sebuah hukum/ajaran. Allah dan Rasulnya sdh banyak memberikan perumpamaan lewat simbol-simbol


ang ditampilkan ( lihat simbol2 dlm aralam raya ini, bulan, bintag, langit, gunung, hewan dll), perkataan, perbuatan & penetapan hukum.

Sehingga bagi orang berakal/berpengetahuan mengatakan bahwa MA HALAQTA HAJA BATHILA (tiada engkau (Allah) menciptakan ini dengan sia-sia) karena mengandung Ilmu dan Hikmah yang tinggi, lain halnya dengan orang yang tidak berakal/berpengetahuan mereka menganggap itu biasa-biasa saja karena lahir & bathinya tidak mampu menangkap Ilmu & Hikmah yang terkandung didalamnya.

Shalat jasad sama dengan sia-sia, namun shalat ruhlah yang akan diterima Tuhan. Lalu ada juga oposisi biner dalam menganalogikan shalat dengan hubungan seksual (biologis?) antara suami dan istri. Lalu argumen berlanjut dengan ketiadaan kewajiban shalat bagi wanita. Luar bisa... Sekali lagi luar biasa kerancuannya... aristotelian bangget.(Rus'an)

baca ulang dulu apa yang kami ulas dan harap dicermati dengan seksama apa substansi dari ulasan kami tentang Shalat, kami tidak mengatakan Shalat Jasad atau Shalat Ruh, yang kami maksudkan adalah didalam setiap Ibadah kita harus melakukannya secara kaffah(total) jasadiah & ruhiah, harus kedua-duanya disertakan dalam setiap pengamalan kita baik itu wuduh, Tauhid, shalat, hadji, zakat, puasa dll, bukan hanya mengutamakan salah satu dimensi dan dimensi yang lain kita tinggalkan, itu sama artinya orang yang tidak mengenal dirinya atau tidak kaffah (total) dalam ibadah. Saya kira anak Sekolah SD sampai lanjutan pertama saja sdh tahu bahwa manusia itu terdiri dari jasad kasar dan Jasad Halus.saya jadi heran ... kenapa adik begitu naif .

makannya saya menanyakan apa hakekat Shalat menurut adik Rus??? dan jawabnya khan banyak yg salah satunya Munajad, kalau cuma munajad itu sudah terlalu umum & basic bagi banyak orang & hakekat shalat seperti itu untuk konsumsi anak TK/SD paling maksimal Anak SMP, mereka tahu Shalat itu Doa/Munajat, kalau anda & saya hakekat seperti itu adalah terlalu dasar, sudah bukan level anda & saya.

Dari ulasan anda sendiri dapat memberikan gambaran bahwa anda tidak memahami apa yang kami ulas.

Islam itu agama yang sudah terang. Janganlah memutar balikkan kebenaran dengan argumen yang kurang bermutu (Rus'an)

Justru karena Islam itu sempurnah dan Terang/jelas maka harusnya kamu memahami & bisa mengambil pelajaran, tapi kenapa kamu tidak memahami kesempurnaan dan kejelasan dari Islam itu sendiri ...kenapa anda masih memposisikan pemahaman anda pada hal-hal yang terlalu basic yang sudah seharusnya bukan level pemahaman diusia anda. Argumen mana yg kurang bermutu ??? Paham anda saja yang tidak bermutu.

Janganlah membandingkan antara shalat sebagaimana perintah Allah dalam al Qur'an dengan shalat yang dilaksanakan oleh anak-anak muda di Makassar misalnya, atau membandingkannya dengan banyak orang yang terlihat (di mata kita) sebagai 'tidak khusyuk' karena kesibukan aktivitas dan sebaginya yang (kelihatan) tidak sempurna menurut standar sempurna menurut menafsiran bang Lan. Apakah proposrsional membuat perbandingan seperti itu lantas mangambil kesimpulan berdasarkannya bahwa shalat seperti itu tidak khusyuk, lalu tidak sempurna, lalu masuk dalam golongan 'kebanyakan orang mengerjakan shalat padahal lalai dalam shalatnya.(Rus'an)

Saya mau tanya anda :

1. Asal pemahaman Shalat anak-anak muda & orang kebanyakan itu dari mana, apakah bukan bersumber dari Alqur'an & Sunnah Nabi ??, jangan anda mau mensamarkan hukum Allah Swt yang sudah jelas, itu sama halnya anda menafikan kebenaran Al-Qur'an dan Sunnah dengan memakai pendekatan kecerdasan Machiaveli (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan). istighfar


2. Apakah karena sibuk sebagai mahasiswa atau pekerja lantas diperbolehkan shalat apa adannya, dengan menafikan kesempurnaan shalatnya ?? Apakah ada klasifikasi kewajiban shalat menurut profesi ??? tolong dijawab yah ...


anda sendiri yang menyatakan bahwa Aku shalat bukan berarti aku harus main-main. Karena itu namanya bukan shalat. Terus yang diatas seperti apa.

Sebenarnya yang memberikan argumen yang tidak bermutu dan mengaburkan kesempurnaan Ajaran Islam adalah Anda sendiri.

Islam itu Universal & tinggi-mulia, meliputi segala dimensi kehidupan dan penciptaan, sehingga sedari awal kami sangat menekankan untuk mencari Ilmu. Belajar dulu yah yang banyak ....

Allah Swt telah berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (QS Al Israa: 36).

Talabul ilmi faridatun ala kulli muslimina wal muslimat

Artinya: Mencari ilmu adalah kewajiban/fardu ain bagi kaum muslimin (Laki-laki) dan Muslimat (perempuan).( HR Ibnu Majah)

Apakah sama orang-orang yang memiliki Ilmu Pengetahuandan dengan yang tidak meiliki Ilmu ? ( Firman Allah Swt).


Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud ).

sehingga Allah dan Rasulnya sangat menganjurkan untuk mencari Ilmu, ilmu adalah Cahaya/Nur petunjuk untuk mencapai nilai-nilai hakiki yang sempurnah.

Ilmu Allah adalah salah satu tools untuk menjawab apakah yang kita lakukan ini (Ibadah dll) adalah sudah benar & sempurnah atau belum, kalau anda tidak berilmu bagaimana anda bisa menilai & membedakan bahwa apa yang anda lakukan adalah sudah benar & sempurnah sesuai tuntunan??

Suatu kesempurnaan ibadah yang kita miliki dalam beragama itu memang bukan mau disampaikan ke orang lain, dibicarakan saja tidak boleh apalagi memaksakan kehendak kita untuk diikuti dengan menjustis bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, tidak benar, tidak sempurnah dll ucapan karena ini tidak dianjurkan dalam beragama, tapi hanya menjadi internal advice & personal komparatif terhadap apa yang kita lakukan dan orang lain lakukan melalui observasi/pengamatan & lewat baab/pintu pengetahuan atau ilmu yang kita miliki yg dapat menganalisis sejauh mana kesempurnaan Ibadah yang telah kita lakukan.

Dinul Islam adalah ajaran yang sempurnah tinggi dan mulia yang menganjurkan kewajiban mencari Ilmu bagi pemeluknya guna menjaga kesempurnaan ibadah yang kita lakukan karena tertolak Ibadah tanpa dengan Ilmu, jika ada yang melakukan ibadah tanpa didasari ilmu tentangnya (Taklid buta), alias ikut-ikutan saja, tipikal orang2 yang seperti ini kata para ulama adalah penghancur Agama karena mengkaji, memahami dan mengaplikasikan ajaran Agama hanya melelaui pendekatan dalil Aqli/akal semata tanpa dibarengi dengan Dalil2 yang lain dan tidak disertai dengan Ilmu, pada hal Al-Qur'an sudah banyak menjelaskan tentang kekurangan/keterbatasan akal dalam memahami ayat-ayat Allah Swt dan pentingnya ILMU untuk menjaga fitrah kesucian Islam.

Kebanyakan orang-orang seperti ini belajar Islam bukan dari Ulama dengan criteria Ulama pelanjut risalah dari para nabi tapi Ulama gadungan, atau belajar dari pemikiran Orang-Orang Non-Islam melalui berbagai literatur mereka.

Ibnu Al-Jauzi meriwayatkan dalam Manaqib Ahmad (hal 178) dengan sanad yang sampai pada Abu Al Hasan Al Maimuni (Murid Imam Ahmad) “ Imama Ahmad berkata wahai Abu Al Hasan hati-hatilah kamu dari berbicara tentang masalah yang tidak kamu mempunyai imam (Guruh) dalam masalah tersebut

Memang benar anda tidak akan terkagum-kagum karena cuma ikut-ikutan dalam memahami Islam, dan kami tidak bermaksud untuk membuat anda kagum karena yang anda pakai untuk memahami Ajaran Islam adalah logika berfikir yang tidak berlandaskan Hakekat Ilmu, hanya kira2, & sangka2, serta rujukan dari literatur-literatur yang tidak tahu rimbanya sebagimana penjelasan anda.

Bagaimana kita bisa berbicara tentang Ibadah Shalat, sementara hakekat Rukun Islam yg Pertama (Tauhid) saja kita belum paham/mengerti.

Bagaimana kita bisa melaksanakan Shalat yang baik & benar (sempurnah) Kalau Hakekat Shalatnya saja kita tidak mengerti.

YAKTI ALANNAASI ZAMANU YUSALLUUNA WALA YUSALLUUN.

Artinya : Akan Datang Kepada Manusia Suatu Zaman, Banyak Yang Shalat Padahal Sebenarnya Mereka Tidak Shalat.(H.R. Ahmad)

Bagaimana Anda bisa menjelaskan bahwa Alam Raya ini adalah Mesjid sedangkan Hakekat Mesjid secara Islam saja Anda tidak mengetahui.

Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam

Hadits ke-67
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bumi itu seluruhnya masjid kecuali kuburan dan kamar mandi." Riwayat Tirmidzi, tetapi ada cacatnya.

Hadits ke-68
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk sholat di tujuh tempat: tempat sampah, tempat penyembelihan hewan, pekuburan, tengah jalan, kamar mandi/WC, kandang unta, dan di atas Ka'bah. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dinilai lemah olehnya.

Bagaimana Anda bisa menjelaskan Ma'na Mimbar didalam Mesjid jika Pengetahuan anda tentangnya tidak ada bahkan mau ditiadakan ( Nauju Billahi Minjalik), ini adalah jenis orang-orang yang menghapus hukum-hukum Allah Ta'ala karena hawa nafsunya (tidak berilmu).

Bagaimana Anda mau menjelaskan tentang Isra Mi'rajnya Rasulullah Saw dalam menerima Shalatul Hamsa jika mimbar mau ditiadakan.ataukah mungkin anda mau membuat mimbar seperti podiumnya para Ahlul Kitab (Nasrani dan Yahudi) yang terbuka (tidak tertutup).

Sehingga Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata: “Orang beramal tampa ilmu kerusakan yang ditimbulkannya jauh lebih besar dari kemaslahatannya”. Oleh sebab itu setiap amalan yang akan kita lakukan, kita wajib memiliki ilmu tentangnya. jangan ikut sana, ikut sini, yang pada akhirnya bermuara pada kesesatan. Carilah ilmu kepada ahlinya, sebagaimana yang Allah pesankan kepada kita: “Maka bertanyalah kepada ulama jika kamu tidak tahu”. (An Nahl: 43).

contoh : Kalau para ikhwan & akhwat ingin menjadi ahli teknik tentu belajar di fakultas teknik yang para dosennya pakar dalam bidang teknik, begitu pula dalam bidang ahli lainnya, tapi saat sekarang banyak orang berani berbicara dalam agama, padahal baca al fatihah saja belum tentu benar. Banyak pakar gadungan sekarang dalam mengajarkan agama karena bisnisnya cukup menggembirakan, dan lebih sangat aneh kalau seseorang belajar Islam kepada orang kafir. Kalau sakit gigi saja kita pasti pilih dokter ahli gigi, tapi dalam hal agama kita justru belajar kepada siapa saja yang tidak tau dari mana rimbanya.

Jangan berlaku seperti Ahli2 Filsafat yang coba mendamaikan antara Akal & Wahyu, yang pada akhirnya gagal.

Bukankah logika seperti itu bisa pula kupakai dalam menyoroti kualitas islam a la MA'RIFAT di Hatuhaha..?Coba pikirkan, bahwa dengan membandingkan antara apa yang diklaim sebagai islam yang tinggi dan sempurna di Hatuhaha, dengan kondisi dekadensi moral dan kemanusiaan, apatisme, joget-jogetan dan pesta pora yang selalu menjadi pengiring maulid Nabi saw, idul fithri, idul adha dan banyak momen di sana yang kemudian menurutku itu adalah preseden buruk tidak bermanfaatnya islam ma'rifat hatuhaha dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Sesuatu yang diklaim sempurna dan tinggi haruslah pula bisa membawa maslahat sosial kemanusiaan dan mencegah kemungkaran dan kejahiliyahan. Bukan hanya sekedar tinggi dan sempurna di mulut, dia harus diverivikasi pada ranah sosial. Artinya dia harus mampu memainkan peran peradabannya. Logika di atas bisa membantuku untuk menjustifikasi bahwa ia sama sekali mandul dalam peran peradaban. Bagaimana..? (Rus'an)

Sangat Naif jika anda sebagai seorang Intelektual menghubungkan proteksi nilai-nilai moral suatu Ajaran terhadap Dinamika Sosial suatu masyarakat, ini tidak bisa di hubungkan secara head to head, dibelahan dunia manapun tidak ada system proteksi seperti itu yang 100% ok, banyak faktor yang mempengaruhi keimanan seseorang dalam menjalankan nilai-nilai moral suatu ajaran, bisa saja karena kurang paham ajaranya, masalah ekonomi, masalah pekerjaan, life style(gaya hidup) dan masalah-masalah sosial lainya, kesalahan itu murni Oknum/orang per-orang bukan Ajarannya yang salah.

Bagaimanapun baiknya, tingginya & sempurnanya suatu ajaran tidak akan bisa memberikan assurance/jaminan 100% untuk kebaikan moral bagi para pengikutnya, jika mereka tidak kaffah dalam memurnikan ketaatanya terhadap pengamalan ajaran-ajaran tsb.

Manusia sudah dikaruniai Akal untuk berfikir & Hati untuk memfilter hal-hal yang tidak baik, tapi yang namanya manusia yah selalu membangkang. Tiap-tiap jiwa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, mau baik dan buruk tergantung dari mereka sendiri, sudah jelas tuntunan dan ganjaran yang akan didapat ko'.

Allah Swt sang Khalikul Alam sendiri saja menyatakan didalam firmannya bahwa nasib suatu kaum tidak bisa dirubah kecuali kaum itu sendiri.jadi bukan ajaranya yang mandul tapi orang-orangnya yang tidak memahami dan menjalankan ajarannya secara murni dan konsekuen.

Contoh: siFulan Korupsi atau berzinah apakah Ajaran Islam yang akan dipersalahkan ?? ini khan naif.

Yang bisa mengetahui kualitas shalat kita hanyalah Allah swt, jadi jangan sok tahu.(Rus'an)

ulasan Rus'an Ini adalah jawaban bagi orang awam yang mengerjakan Ibadah hanya dengan ikut-ikutan atau Taklid Buta. Allah Swt sudah menurunkan Ilmunya & agamanya yang sempurnah dan telah mengaruniakan Qalbu didalam hati manusia yang menjadi radar, filter dan neraca untuk memberikan penilaian atas apa yang kita lakukan. Apalagi yang mesti anda dustakan ? Apakah anda menganggap Ilmu2 Allah yang telah diturunkan itu tidak sempurnah, sehingga orang yang berilmu tidak bisa menilai ibadah yang dilakukannya ?

kita bisa menilai dan merasakan bahwa apa yang kita lakukan sudah sempurnah sesuai tuntunan yang diberikan atau tidak yakni dengan nikmat ilmu Allah yang telah kita miliki itulah kita dapat menilai tanpa menafikan bahwa kesempurnaan yang hakiki adalah Rahasia Allah.

Firman Allah Swt dalam Alquranul karim Surat Al-Maidah

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS-Almaidah 3)

Sejak kapan (sesuai di tulisan itu) Nabi-nabi dari Adam as sampai dengan Muhammad saw dan para sahabatnya berada di Hatuhaha mengajarkan Islam..?Siapakah guru Hatuhaha itu, berapa jumlahnya, tinggal di mana, asalnya dari mana, wafatnya kapan, kuburnya di mana? tolong ya dijelaskan secara logis dan koheren dengan fakta sejarah...(Rus'an)

Kapan mereka ada di Hatuhaha = Wallahu alam Bissawab (hanya Allah yang tahu), krn blm ada tarikh masehi / Hijriah pada saat itu tapi jelasnya sejak Adam & Hauwa keluar didunia fana'.

Dalil Hatuhaha:

Adamei hoka heri sorogae, ihoka kura itata tamelenaea, ihoka kura itata tamelena, iy he he ainy wa’a Hatu

Adam Iy hehe ainy wa’a Hatuhahai, Adam ikuru ei wa’a tanah Murah, tambira sareleiy owe u horinyeya, ituo taka kuasai.

Siapakah Mereka ? Sdh disampaikan dlm tulisan sebelumnya ( baca baik2 dulu)

Jumlahnya ? Wallahu alam Bissawab (hanya Allah yang tahu).

Tinggal dimana ? di Hatuhaha, lihat Rumah nainyi/ Rmh Pusaka

Asalnya dari mana? Wallahu alam Bissawab (hanya Allah yang tahu)

Wafatnya kapan? Wallahu alam Bissawab (hanya Allah yang tahu)

Kuburannya dimana ? apakah anda tidak melihat Karamat dari Pelauw s/d Rohomoni ?

Apapun penjelasan yang dibangun, hujjah yang dilontarkan, analisis yang disampaikan, ketika masih menggunakan logika oposisi binarian, maka menurutku permasalahannya sudah menjadi akut, karena sebelum kata-kata itu menghunus, sudah ada frame berpikir yang keliru lebih awal di batok kepala. Alur berpikir meluncur sesuai aliran nalar yang terformat oposisi binarian. Ada islam syariat, ada yang luar biasa, ma'rifat. Ada yang shalat jasad, ada yang shalat ruh. Ada wudhu jasad, ada wudhu ruh, seterusnya dan seterusnya. Padahal Islam itu kaffah. Kata siape orang Islam yang shalat itu hanya shalat seperti olahraga/shalat jasad saja alias tidak menghadirkan adab-adab batiniah shalat? Jangan terlalu buru-buru menyimpulkan dari doktrin binarian itu tanpa konfirmasi empirikal(Rus'an.

Anda sebenarnya tidak memahami makna kaffah(total), anda asal bicara tapi tanpa memahami makna kata yang disampaikan. Yang membuat frame berfikir oposisi biner seperti yang anda maksudkan adalah anda sendiri. Apakah anda tidak tahu bahwa manusia itu bidimensional, anak SD saja tahu ko' , naif kalau anda menafikan itu.

lihat penjelasan kami diawal tulisan ini dalam memaknai kaffah (totalitas).

apakah dijamin bahwa semua orang yang shalat di masjid Hatuhaha atau masjid Pelauw itu akan secara mudahnya mendapatkan kualitas shalat khusyuk lantaran mengikuti prosedur metode shalat a la ma'rifat..?

Jika prosedurnya benar sesuai tuntunan & Ilmu yang dimiliki maka Insya Allah Shalatnya akan mendapat status legalisasi yang sempurnah.

Apakah dengan mengikuti metode atau prosedur saja sudah bisa menjamin shalat seseorang menjadi khusyuk alias mencapai kualitas shalat ruh..? Kalau iya, begitu prosedurkah mau mendapatkan kualitas ma'rifat..? Apakah kualitas ma'rifatullah itu bisa didapatkan secara prosedural saja, klaim sajakah dan haruskah mengikuti prosedur peribadatan a la hatuhaha..?

ini pertanyaan anak-anak yang baru belajar bertanya, kalau prsedurnya saja yang dijaga yah tidak sempurnah toh, harus kaffah (totalitas) mulai dari prosedur, syarat, adab, rukun dll semuanya dijaga kesempurnaanya.

Yang tentunya didasari dengan pengetahuan/Ilmu yang bersumber dai Al-Qur'an & Hadis yang dimiliki

terima kasih atas peringatannya untuk tetap tawadu (rendah hati).

Wallahu Alam Bissawab

Hadanallahu Waiyyakum Ajama'in. Wassalamu 'Alaikum Wr-Wb !

0 komentar:

 
© Copyright by HIPPMAP Online  |  Template by Blogspot tutorial