Selamat Datang Adik-adik Calon Mahassiswa Baru di Kota Daeng...Selamat Bergabung Bersama HIPPMAP-Makassar...

Jumat, 28 November 2008

Pengkaderan di Tanjung Bayam

ditulis oleh admin

Langit kota daeng murung. Malam itu bintang-bintang menyelinap di balik gelapnya langit. Bulan bersemedi. Guyuran hujan menikam atap-atap rumah dan ribuan bangunan di malam ke-22 bulan November 2008. Pete-pete (angkot) yang ditumpangi oleh peserta pelatihan, panitia dan keluarga kecil HIPPMAP pun tak ketinggalan. Makassar sekarang sedang memasuki musim hujan.

Sekitar dua puluhan jong Pelauw yang ikut ke Tanjung Bayam yang terletak di sebelah barat kota Makassar. Dua buah pete-pete dicarter pada sekitar jam delapan malam. Angkutan pertama membawa para peserta beserta perlengkapan acara dan bekal makan malam yang dibeli dari warung. Selang sekitar setengah jam kemudian pete-pete kedua melaju menjilati jalanan menerjangi simbahan bah dari langit.

Sampai di villa yang disewa oleh panitia, panitia lalu memasang spaduk tema, membersihkan ruangan dan menyiapkan sound system. Usai menyantap nasi bungkus, acara kemudian dimulai setelah sejurus kemudian sterring committee (SC) menyusun perlengkapan seremoni pembukaan. Acara pembukaan dipimpin oleh master of ceremony (MC) Yuni Salampessy. Acara pelatihan kepemimpinan dasar alias pengkaderan ini lalu dibuka secara resmi oleh Ketua Umum HIPPMAP, Rahim Tuasikal.

Pelatihan dimulai sekitar pukul 22.30 WIta dan selesai sekitar jam delapan pagi. Pelatihan dipandu oleh tim pemandu dari SC yaitu Ajiz, Ucan dan Ryan. Materi pertama digawangi oleh Patty Salampessy, yaitu "Manajemen Organisasi dan Kesekretariatan" yang kemudian disusul dengan materi "Metode Persidangan dan Manajemen Rapat" oleh Idris Latupono. Materi ketiga adalah "Kepemimpinan", dibawakan oleh Rahim Tuasikal. Pada tengah malam, materi selanjutnya ketika lampu di vila padam sampai pagi itu adalah materi "Wawasan Ilmu" yang diantarkan oleh Abdulhajji Talaohu. Materi keempat adalah "Perguruan Tinggi dan Identitas Mahasiswa" dibawakan oleh M.Nur Talaohu.

Usai materi keempat di atas, pemandu kemudian menskorsing forum pelatihan untuk shalat subuh dan istirahat. Sekitar jam enam pagi, skorsing kemudian dicabut kembali dan materi kelima dilangsungkan dengan diskusi panel oleh tiga panelis, yakni Abdulhajji, Rahim dan Fadhli. Topik diskusi panel yang terbuka untuk peserta pelatihan dan yang bukan peserta itu adalah "Sejarah dan Peran Sosial-Kultural HIPPMAP". Diskusi kemudian menjadi dinamis dan menarik karena banyak peserta berpartisipasi aktif dan aliran argumen yang beragam itu semakin menghangatkan dan menyemangatkan suasan forum. Banyak muncul kritik sosial atas kondisi sosial budaya masyarakat kita. Walau sedikit berbeda dalam argumen, namun forum diskusi itu kemudian sepakat pada satu hal yakni pengecaman atas pembiaran perilaku sosial dan budaya yang menyimpang di masyarakat kita, lebih-lebih ketika penyimpangan yang telah menyebabkan dekadensi moral dan kemanusiaan itu kemudian disadari telah didalangi dan diperankan secara terang-terangan oleh kelas orang-orang bersekolah 'tinggi' mahasiswa. Bahwa kebanyakan kerusakan yang muncul di Pelauw itu sebenarnya berawal dari ulah mahasiswa sendiri yang menghasilkan efek muncret ketagihan kenikmatan libidinal dunia pesta a la Pelauw alias joget-jogetan dan minuman keras. Banyak argumen muncul menguatkan fenomena sosial ini, baik argumen oleh panelis, moderator, yang bukan peserta maupun oleh peserta pelatihan. Rasionalisasi kemudian berkembang bahwa membiarkan fenomena joget dan pesta serta minuman keras yang merupakan salah dua faktor penyebab kerusakan moral dan kemanusiaan di Pelauw, itu berarti kita menutup mata dari bahaya kerusakan yang lebih besar akan datang, padahal kerusakan sekarang telah besar. Sebagai mahasiswa, seharusnya kita menyadari hal ini. Kita harus membuka nalar kritis kita di samping hati kita pula harus dibuka agar nur atau cahayanya bisa membisikkan kebenaran bagi benak kita. Tanggung jawab sebagai kaum berilmu sangat urgen untuk dimunculkan saat ini di tengah membludaknya jumlah mahasiswa Pelauw. Kita banyak dari segi jumlah. Namun dari jumlah itu kita masih sedikit dari segi kualitas kesadaran. Orang Pelauw sudah banyak yang pintar-pintar. Terbukti sesuai fakta kesarjanaan akademik (S1, S2 dan S3) memang demikian. Namun pintar itu berbeda dengan sadar. Orang pintar bisa menggapai "puncak" rasio instrumental, namun bisa saja melacurkan nalarnya ke perut dan kemaluannya (nafsu rendah). Sementara orang sadar adalah orang yang sudah melewati mitos-mitos tentang kepintaran, lalu bisa membedakan yang mana itu benar, yang mana itu salah. Mampu memilah dan mengambil keputusan secara tegas antara menolak segala sesuatu yang kalau dilakukan akan menyebabkan dehumanisasi, desakralisasi dan denaturalisasi dan meneguhkan prinsip atas segala sesuatu yang apabila dilakukan akan membawa kebaikan, baik atas dirinya sendiri, kepada lingkungan kehidupan kemanusiaan maupun kebaikan kepada alam semesta, terlebih dalam membangun hubungan dengan sang pemilik wujud, Allah swt.

Pagi itu Tanjung Bayam masih mendung. Awan putih di paras langit. Ombak mendebur sepuasnya di bibir pantai. Orang-orang menikmati pagi itu. Ada yang mandi, sekedar jalan-jalan dan ada yang duduk-duduk saja. Di dalam villa itu acara penutupan sedang berlangsung. Acara yang mengambil tema "Membangun Kader Ideologis-Progresif sebagai Spirit Transformasi Sosial" itu dipungkasi dengan sebuah do'a dari Sain Salampessy. Setelah berkemas dan membereskan pembayaran vila, dua pete-pete lalu kembali menjilati jalanan beraspal menuju kota, menuju kamar kost...

0 komentar:

 
© Copyright by HIPPMAP Online  |  Template by Blogspot tutorial