Selamat Datang Adik-adik Calon Mahassiswa Baru di Kota Daeng...Selamat Bergabung Bersama HIPPMAP-Makassar...

Minggu, 29 Juni 2008

Membangun Perkaderan Islami sebagai Solusi Kaum Muda Pelauw

oleh: Rus'an Latuconsina


"..langkah terbaik yang harus kita lakukan
adalah melakukan perkaderan anggota,
bukan perkaderan pemimpin, agar kelak
mereka sendiri yang akan bergerak
menciptakan dan mengawal revolusi,
bukan putsch"--Mohammad Hatta


Tulisan berikut ini penulis buat sebagai ikhtiar seadanya untuk membaca kemandegan inisiasi aktivisme berorganisasi yang melimbungi kita se-mahasiswa asal lokus budaya dan langgam kelahiran dan kebersahajaan yang sama, Pelauw malalokon yang nyaris menjadi Pelauw matre abizz.

Perkaderan adalah upaya organisatoris untuk merencanakan, melaksanakan, mengawal, mengevaluasi dan kemudian menggulirkannya secara berkala aktivitas mendidik, mengajar, mencerdaskan, melatih, menginjeksi secara sistematik tahapan doktrinal ideologis, diskursus emansipatoris serta konstruksi epistemik muatan-muatan epistema kepada kader-kader anggota organisasi demi langkah sinergis menuju nilai cita dalam pemenuhannya baik kepada insan cita maupun masyarakat cita yang dalam konteks ini adalah demi tercapainya kader-kader cerdas ideologis (intelektual tercerahkan) yang turut beretanggung jawab atas teraktualitanya tatanan sosial berkehidupan yang diridhai Allah swt. Perkaderan oleh karena itu adalah jiwa sebuah organisasi. Begitu strategisnya posisi dan peran dimensi perkaderan pada sebuah organisasi menempatkannya pada urutan prioritas primari sehingga menafasi setiap aspek kegiatan yang terencanakan dalam kurikulum kinerja organisasi. Oleh karena itu organisasi yang mengabaikannya maka ia akan kehilangan elan vital serta mengalami disorientasi.

Dengan adanya perkaderan, maka organisasi menjadi hidup. Hidup matinya organisasi terletak pada kunci kualitas kader. Apabila kader tak terurusi oleh organisasi melalui kurikulum perkaderan yang berjenjang kontinue dan bermutu, maka akan berakibat kepada buruknya kualitas kader baik dari segi kecakapan intelektual (aspek kognitif-rasio dan afektif-intuisi) maupun kecakapan instrumental dan taktik strategis (aspek psikomotorik). Ketika perkaderan tak efektif ataupun tak pernah diadakan, maka akibatnya organisasi akan mati. Walaupun secara de facto organisasi masih ada, namun hakikaknya ia telah sekarat karena jiwanya (kader) telah 'mati' secara perkaderan. Mati secara inteletual. Kata Fazlurrahman (filosof asal Pakistan), jangan sampai kita melakukan intelectual suicide oleh karena kita mengabaikan dimensi-dimensi pencerahan akal budi.

Realitas Kaum Muda Pelauw

Fakta menggambarkan bagi sejarah kaum muda Pelauw bahwa dimensi intelektual telah dibonsai habis semenjak mula-mula bertumbuh menjadi calon pembelajar lewat pedang Damocles oleh tirani instanisme, pragmatisme dan kejumudan gaya hidup (pikir, sikap, aksi). Inteletual tercerahkan (Rausyan fiqr) sulit bertumbuh di ladang komunalis (dulu dan sekarang) dan sosietal (sekarang) Pelauw. Substrat sosial kulturalnya mengandung alelopati beracun yang membinasakan bakal benih mujahid, muabbid dan mujetahid agama Islam. Tak ada upaya sistematis yang konsisten menuju kepada perkaderan secara holistik untuk membina, mendidik, mengajari, mentraining, melatih, mendaurah, mentarbiyyah para generasi muda Pelauw dengan nilai-nilai dasar Islam menuju kualitas insan yang dicita-citakan dan diperjuangkan laiknya gerakan Islam. Kita masih berkutat pada ego jahiliah yang tak mau berpedoman kepada nilai-nilai Islam yang benar. Padahal kebenaran Islam, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan keislaman yang kita temui di setiap sisi kota tempat kita gauli di Indonesia ini, maupun oleh adanya kemajuan media informasi yang bisa kita dapatkan wawasan keislaman sampai seluas mungkin, seyogianya kita bisa semakin merendahkan diri, menyadari betapa ego kita masih tinggi dengan kapasitas wawasan keilmuan Islam yang serba minim di hadapan warna-warni khasanah keislaman yang semakin bergeliat dengan militansi dakwah serta jihad kaum muslimin yang patut kita syukuri. Kita telah berbuat apa untuk memperjuangkan al Islam? Terus terang kita harus menjawab pertanyaan ini: (1) Masih haruskah kita apatis dengan dekadensi kemanusiaan yang terjadi pada generasi muda pelauw?(2) Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya?(3) Bisakah dibantah bahwa pada faktanya masyarakat kita belum mengamalkan al Islam yang benar ( sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasulullah saw yang benar) secara totalis (kaffah)? (4) Bukankah dekadensi kemanusiaan yang terjadi di sana akibat dari semakin melupa dan menjauhnya kita dari berpedoman kepada Allah swt (lewat al Qur'an) dan tuntunan Nabi Muhammad saw (lewat sunnah-sunnah beliau yang sahih)?

Tulisan ini tidak bermaksud menyudahi berdiskursus, namun lebih kepada pemancing kita berdialektika bertukar ide, pendapat, argumen demi inisiasi sebuah konsepsi perkaderan bagi kita yang menghendaki nilai-nilai ilahiah teraktualisasi dalam setiap jentik pikir, dentum rasa, pingkal aksi dan eksistensi kemaujudan kita serta tatanan peri kehidupan. Semoga kawan-kawan mau turut berbagi untuk konstruksi manusiawi yang selalu tak sempurna.

Salam anak muda...!






1 komentar:

oiya_curly mengatakan...

Samlek....
kesadrn terhadap perluX terciptnya insan"pelauw yang bnfaskan Islami sNt diwajibkan...
ktIka Qt mnydri dan mmpunyai keinginann untuk mrUbahnya,,bNar"harus dilakukan,,artinya,,jangn maju slangkah untuk mnDur dua langkah...
knyataanX kjsadaran qt untuk mlihat keadaan nona"n nyong" manis Pelauw timbul ketika qt berhijrah untuk mnCri ilmu sebagai khalifah di bumi,,serta berjihad di jalan ALLAH SWT..
Sbliknya ktika diri Qt masih terselimuti lngkungn .... qt tdk mmpUnyai keinginan untuk mrubahnya,,,,,,,so i think,,jika qt ingin mMbwt kSdaran itu mNcul ..bNtuklah dri dalam,,,Bkan dri lingkungan,,karena manusia yang mmbntuk lNgkungan seharusNya,,bukan sebaliknya,,,
so reformulasi jiwa"muslim...
bukan perkaderan,,kRna hnya dibutkan pambntukan ulang,,,bukan pembentkan sesuatu yang baru....
Wassalam,,,

 
© Copyright by HIPPMAP Online  |  Template by Blogspot tutorial